Pada akhir April 2025, Korea Utara meluncurkan kapal perusak baru bernama Choe Hyon, dengan bobot 5.000 ton, dalam sebuah upacara di pelabuhan Nampho. Kapal ini dilengkapi dengan sistem senjata canggih, termasuk peluncur rudal vertikal dan radar modern.
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, secara langsung mengawasi uji coba senjata dari kapal tersebut. Dalam uji coba ini, kapal menembakkan berbagai jenis rudal, termasuk rudal jelajah supersonik, rudal anti-pesawat, serta menggunakan artileri otomatis kaliber 127 mm.
Kim Jong Un memerintahkan percepatan persenjataan nuklir untuk angkatan laut, dengan tujuan memperkuat kemampuan serangan maritim negara tersebut.
Analis militer mencatat bahwa desain dan teknologi kapal ini menunjukkan kemungkinan adanya bantuan atau inspirasi dari teknologi Rusia, terutama dalam sistem pertahanan dan peluncur rudal.
Langkah ini menandai peningkatan signifikan dalam kemampuan militer maritim Korea Utara dan menimbulkan kekhawatiran di kalangan komunitas internasional mengenai stabilitas kawasan.