Ketika kepercayaan terhadap uang fiat goyah, emas kembali jadi perbincangan sebagai penyelamat stabilitas ekonomi global.
Jakarta, 13 Mei 2025 — Di tengah gejolak ekonomi global, inflasi yang meroket, dan ketegangan geopolitik, dunia tampaknya tengah melirik kembali emas sebagai landasan nilai tukar yang stabil. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan besar: Apakah emas akan kembali menjadi uang?
Selama lebih dari setengah abad, dunia mengandalkan sistem uang fiat, yang nilai tukarnya tidak lagi didasarkan pada cadangan emas. Namun, kekhawatiran akan ketidakstabilan ekonomi membuat sejumlah negara dan investor global mulai memperkuat cadangan emas mereka. Data dari World Gold Council mencatat, sepanjang 2024, bank sentral dunia membeli lebih dari 1.100 ton emas—rekor tertinggi dalam 55 tahun terakhir.
BRICS dan Tantangan terhadap Dolar AS Aliansi negara-negara BRICS
(Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan), yang kini semakin agresif menantang dominasi dolar AS, bahkan sedang mempertimbangkan sistem pembayaran lintas negara yang berbasis emas atau komoditas lain. Dalam Konferensi Tingkat Tinggi BRICS 2024, Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan perlunya “sistem moneter multipolar yang tidak didikte satu mata uang saja.”
Emas Digital: Solusi Masa Depan? Bersamaan dengan tren tokenisasi aset, kini bermunculan inovasi seperti PAXG dan XAUT, yaitu token emas digital yang nilainya dijamin oleh cadangan emas fisik. Dengan bantuan teknologi blockchain, transaksi berbasis emas kini bisa dilakukan dengan kecepatan tinggi dan biaya rendah, menjadikannya alternatif yang menarik terhadap sistem perbankan tradisional.
“Token emas bisa menjembatani kestabilan nilai emas dengan kemudahan uang digital,” ujar Dr. Maya Fitriani, ekonom dari Universitas Indonesia. “Ini bisa menjadi langkah transisi jika sistem keuangan dunia mulai meninggalkan dolar.”
Tanda-Tanda Kembalinya Emas Sebagai Uang
- Bank sentral global, termasuk Cina dan India, meningkatkan cadangan emas mereka.
- Perdagangan minyak antara UEA dan Cina mulai dirintis menggunakan pembayaran berbasis emas.
- Munculnya platform perdagangan emas digital yang mendapat dukungan dari regulator keuangan.
5 Indikator Kembalinya Emas sebagai Uang
- Cadangan Emas Bank Sentral Dunia (2020–2024): Tren meningkat tajam, terutama di negara-negara berkembang.
- Volume Perdagangan Token Emas Digital: Lonjakan hingga 300% pada Q4 2024.
- Harga Emas Dunia (USD/oz): Kenaikan dari $1.800 di awal 2023 ke $2.450 di awal 2025.
- Negara yang Menggunakan Emas dalam Perdagangan Bilateral: Cina, Rusia, UEA.
- Jumlah Platform Tokenisasi Aset Berbasis Emas: Lebih dari 20 platform aktif secara global.
Kesimpulan Meskipun emas mungkin tidak kembali hadir dalam bentuk koin di dompet kita, ia semakin relevan sebagai penyimpan nilai dan alternatif terhadap sistem uang fiat yang goyah. Di era digital ini, bukan tidak mungkin kita akan menyaksikan “uang emas” kembali hadir—namun dalam bentuk yang lebih canggih dan terdesentralisasi.
Reporter : Opung na Hafiz Editor: D. M. Kusuma Grafis: Tim StudioAI2