Jakarta, 23 Mei 2025 — Pemerintah Indonesia tengah mempersiapkan langkah strategis untuk menghentikan impor Bahan Bakar Minyak (BBM) dari Singapura, yang selama ini menyumbang sekitar 54% hingga 59% dari total impor BBM nasional. Sebagai gantinya, Indonesia berencana mengalihkan sebagian besar impor tersebut ke Amerika Serikat dalam kurun waktu enam bulan ke depan.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menjelaskan bahwa keputusan ini didasarkan pada evaluasi harga dan pertimbangan geopolitik. “Harga BBM dari Singapura ternyata sebanding dengan harga dari Timur Tengah. Selain itu, kita ingin menyeimbangkan perdagangan dengan Amerika Serikat,” ujar Bahlil .
Langkah ini juga merupakan bagian dari strategi Indonesia dalam merespons kebijakan tarif tinggi sebesar 32% yang diberlakukan oleh Amerika Serikat terhadap barang-barang Indonesia. Dengan meningkatkan impor energi dari AS, termasuk BBM, minyak mentah, dan LPG, Indonesia berharap dapat menyeimbangkan neraca perdagangan dan mengurangi tekanan dari tarif tersebut .
Untuk mendukung rencana ini, Pertamina tengah membangun dermaga-dermaga baru yang mampu menampung kapal berukuran besar, mengingat kapal pengangkut dari Singapura umumnya berukuran kecil. “Kita membangun pelabuhan yang lebih besar agar sekali angkut tidak ada masalah,” tambah Bahlil .
Presiden Prabowo Subianto sebelumnya telah menyatakan komitmennya untuk mencapai swasembada energi dalam lima tahun ke depan. “Saya percaya dalam waktu yang tidak lama, kita tidak akan lagi impor BBM,” tegas Prabowo .
Pengamat energi mengingatkan bahwa meskipun langkah ini dapat memperkuat posisi Indonesia dalam negosiasi perdagangan, pemerintah perlu memastikan kesiapan infrastruktur dan kapasitas kilang dalam mengolah minyak mentah dari sumber baru. Selain itu, diversifikasi sumber impor juga harus mempertimbangkan efisiensi biaya dan keberlanjutan pasokan.
Dengan langkah ini, Indonesia menunjukkan tekadnya untuk mengurangi ketergantungan pada satu sumber impor dan memperkuat kemandirian energi nasional.