Yogyakarta, 25 Mei 2025 — Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (BEM KM UGM) secara resmi menyampaikan mosi tidak percaya kepada Rektor UGM, Prof. Dr. Ova Emilia. Langkah ini merupakan puncak dari aksi protes mahasiswa yang sudah berlangsung selama sepekan melalui aksi kemah di Balairung UGM.
Mosi tidak percaya ini muncul sebagai bentuk kekecewaan mahasiswa atas sikap rektorat yang dinilai tidak memihak rakyat dalam menghadapi situasi demokrasi yang dianggap semakin memburuk. Ketua BEM KM UGM, Tiyo Ardianto, menegaskan bahwa UGM sebagai “Kampus Kerakyatan” seharusnya berpihak pada kepentingan rakyat, bukan kepada penguasa.
Dalam pernyataan resminya, BEM KM UGM menyoroti sejumlah kebijakan kontroversial pemerintahan Prabowo-Gibran yang dianggap tidak melalui pertimbangan matang. Beberapa di antaranya adalah program Makan Bergizi Gratis, Instruksi Presiden tentang Efisiensi Anggaran, dan program Danantara yang dinilai mengabaikan aspirasi rakyat. Mahasiswa juga mengkritik rencana revisi Undang-Undang TNI yang dianggap sebagai upaya menghidupkan kembali Dwifungsi TNI, serta maraknya tindakan represif terhadap mahasiswa yang menyuarakan kritik.
Pada Rabu (21/5), Rektor Ova Emilia sempat menemui mahasiswa yang berkemah untuk melakukan dialog terbuka. Namun, BEM KM UGM menilai dialog tersebut hanya berisi retorika tanpa komitmen konkret. Mahasiswa menuntut agar Rektor Ova Emilia menyatakan mosi tidak percaya terhadap lembaga pemerintah yang dianggap menciptakan kebijakan “amburadul” atau melakukan langkah lain yang setara sebagai bentuk keberpihakan kepada rakyat.
Menanggapi pernyataan tersebut, Sekretaris Universitas Gadjah Mada, Andi Sandi, menyatakan bahwa mosi tidak percaya bukanlah sikap yang tepat bagi lembaga pendidikan tinggi seperti UGM. Ia menegaskan bahwa kampus tetap menjaga netralitas dan mengedepankan pendekatan akademik dalam menyampaikan kritik.
Situasi ini menjadi penanda ketegangan baru antara civitas akademika dan otoritas kampus dalam merespons dinamika politik nasional. Mosi tidak percaya yang digaungkan mahasiswa menunjukkan adanya kegelisahan di kalangan generasi muda kampus tentang masa depan demokrasi dan kepemimpinan nasional