
Prabowo babat“Kontrak Kolonial Gas” : Kedaulatan Energy!
Langkah Presiden Prabowo Subianto untuk membatalkan empat kontrak gas raksasa dengan Singapura adalah guncangan besar yang seketika mengoyak lanskap diplomasi energi Asia Tenggara. Bukan hanya sekadar renegosiasi bisnis, ini adalah duel antara dua narasi: nasionalisme energi Indonesia dan kalkulasi dingin geopolitik regional. Empat kontrak tersebut lahir di tengah krisis 1999, masa di mana Indonesia terjepit oleh krisis moneter dan haus modal asing. Kontrak gas dari Natuna, Jabung, Koridor, dan Muara Bakau menjadi semacam “jalan pintas” penyelamat devisa kala itu—tetapi menyimpan racun yang pelan-pelan menggerogoti kedaulatan ekonomi Indonesia. Harga gas yang dikunci USD 6/MMBTU dan klausul take or pay memaksa Indonesia terus memasok, meskipun pasokan domestik menipis dan harga global melonjak dua kali lipat